Berdampingan Dengan Mimpi


For me, Life is real, but I realize that I will never through anything in my life without a dream.
Aku adalah manusia pemimpi yang tak bisa seharipun bergerak tanpa memikirkan mimpi-mimpiku. Entahlah tapi sepertinya kebiasaanku itu sudah sejak lama sekali. Berkhayal dan bermimpi sudah menjadi bagian dari hidupku. tapi bagaimana kalau ternyata khayalan dan mimpi itu bisa terwujud?
Kuliah adalah salah satu mimpi terbesar dalam hidupku. Betapa tidak, aku hidup dikeluarga yang pas-pasan. Punya dua orang adik yang juga masih sekolah memaksaku untuk berpikir puluhan kali untuk sekolah lagi selepas tamat SMA. Tapi apalah artinya mimpi tanpa usaha. Meski dalam kondisi yang kekurangan akhirnya kuputuskan untuk melanjutkan sekolahku ke perguuruan tinggi.
Alhamdulillah, kupanjatkan puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wata'ala, I made it. Aku berhasil masuk ke salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia dengan beasiswa. Awal masuk kuliah bukanlah hal yang mudah. Aku sempat berpikir kalau aku salah jurusan. Rasanya sulit sekali untuk bertahan. Aku lelah dan ingin sekali menyerah. Tapi logikaku menahan pemikiran bodohku. Aku sudah berjuang mati-matian untuk bisa kuliah, masa mau menyerah?. Akhirnya ku mantapkan hatiku untuk bertahan dan menjalani semuanya dengan ikhlas. Alhasil, everything goes better. Aku mulai bisa beradaptasi, meski bukan menjadi mahasiswa ber-IP tinggi, aku tetap bisa mengikuti sistem pembelajaran di kampus. Selain itu, aku juga mulai ikut organisasi dan mencoba menjajal kemampuanku untuk riset dan menulis karya tulis serta paper. Hingga akhirnya berkat rahmat Allah, aku bisa memenangkan suatu kompetisi karya tulis dan juga berhasil ikut Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke 29. Bangga? Tentu. Puas? No!. Aku terciptas sebagai "Si Ambisisus", kata Puas tak pernah terbesit dalam pikiranku. Aku selalu haus dan lapar, itulah mengapa aku selalu ingin melanjutkan pencapaian mimpiku, yaitu Kuliah ke Luar Negeri. Gila? Bisa jadi. Hahahaha... dengan kemampuanku yang tidak terlalu istimewa, mimpi kuliah ke luar negeri seperti suatu kesemogaan yang sulit dikabulkan. Tapi aku mulai membangun keyakinanku "Tak ada kemustahilan jika kita serahkan kehendak di tangan Tuhan". Seperti dahulu aku percaya pertolongan Allah yang telah membawaku sejauh ini, maka aku juga percaya bahwa Allah akan menolongku untuk melangkah lebih jauh lagi.
Sungguh, tak ada yang rugi ketika kita hidup berdampingan dengan mimpi.

Komentar

Postingan Populer